Seperti yang terjadi di Tanah Air, di jalanan –terutama-
di kota Istanbul, banyak dijumpai spanduk dan baliho-baliho besar berisikan
ucapan selamat berpuasa atau ungkapan marhaban, ahlan wa sahlan dan juga
Ramadhan kareem. Begitu juga program acara di televisi, selalu ada program
khusus religi menemani santap sahur dan saat berbuka, baik berupa ceramah
keagamaan, kisah sejarah rasul, maupun hiburan yang berkaitan dengan puasa.
Di negeri yang mayoritas muslim dan bermazhab Hanafi ini,
adzan Shubuh di luar bulan ramadhan sengaja dikumandangkan agak terlambat
sekitar empat puluh sampai empat puluh lima menit, namun pada bulan Ramadhan
adzan lima waktu dikumandangkan tepat sesuai jadwal.
Setiap ramadhan tiba, hampir dipastikan seluruh masyarakat jarang buka puasa di rumah masing-masing.
Karena setiap datang Ramadhan, kebiasan yang telah menjadi adat di turki adalah
kebiasaan mengundang buka puasa, baik antar kerabat, teman bahkan sesama warga
asing. Tidak sepenuhnya kami menghadiri undangan buka puasa di tempat warga
local tentunya, kami juga menyempatkan beberapa kali mengundang mereka makan
bersama di rumah mahasiswa. Biasanya mereka sangat senang, dan selalu
menanyakan kue Pide, jika kita tidak menyediakan kue Pide, maka mereka sendiri
lah yang akan membawanya. Pide adalah roti yang lebar seukuran nampan, namun
sedikit lonjong.
Selain kebiasaan mengundang makan berbuka, Pemerintah
Kota di Turki juga memiliki program buka puasa yang dikelola oleh pemerintah
lokal untuk siapa saja yang ingin berbuka secara gratis. Biasanya selalu
disediakan di halaman-halaman masjid, taman atau jalanan yang sering di
lalulalang oleh masyarakat. Biasanya program ini keliling dari satu ke tempat
lainnya, dengan menu yang super mewah. Ada juga NGO, petugas yang keliling
Turki menyediakan makanan buka puasa, dengan fasilitas mobil kontener besar
yang di setting menjadi dapur umum, keliling dari satu profinsi ke profinsi
lainnya.
Pesona Ramadhan pun semakin hidup ketika jelang sholat
tarawih dengan temaram lampu masjid dan taman yang indah. Hal yang sering
mengundang decak kagum adalah di beberapa masjid besar, seperti Blue Mosque,
Sulaymaniye, dan Masjid Ayyub Al-Anshari. Ribuan jamaah memadati masjid-masjid
indah itu. Suara imam yang merdu menambah suasana malam di Turki semakin
mempesona.
Ada satu kultur unik lainnya yang membuat saya kaget
bercampur senyum, adalah anak-anak kecil di sini bebas memijit bel apartemen
siapa saja, sekedar untuk memberikan ucapan selamat lebaran, lalu biasanya yang
punya rumah memberikan coklat atau uang. Begitu pun jika ada anak-anak
mengucapkan selamat lebaran, maksud lainnya mereka ingin coklat, uang atau
hadiah lebaran. Makanya hal ini pernah menjadi becandaan kami para mahasiswa,
jika uang dan coklat sudah mulai habis, maka untuk pergi kejalan kami pura-pura
menggunakan Walkman, atau menghindar kelompok
anak-anak, malu tidak bisa memberikan hadiah bagi mereka.
sampai jumpa di
episode Ramadhan lainnya!
*sumber Cordova-Turkey
Tidak ada komentar:
Posting Komentar